Buku praktikum perlengkapan pembangkit tenaga listrik (FULL) yiippiii.......



PRAKTIKUM GENERATOR TANPA BEBAN

I.                    TUJUAN
Mempelajari karakteristik generator tanpa beban, pengaruh eksitasi pada tegangan generator


  II.               TEORI PENUNJANG
2.1            MESIN SINKRON
   Mesin sinkron mempunyai dua kumparan yaitu kumparan jangkar (atau kumparan    daya) dan kumparan medan (untuk penguatan).
Mesin sinkron berdasarkan letak kutubnya dibedakan menjadi :
Ø  Rotor kutub menonjol atau salient pole
Ø  Rotor kutub silindris atau non salient pole
Mesin sinkron dalam prakteknya adalah yang paling banyak dipergunakan sebagai generator

Mesin sinkron sebagai generator
            Medan Magnet putar dapat dibangkitkan dengan magnit permanen atau electromagnet yang berputar, dimana electromagnet yang berputar membutuhkan slipring sebagai kontaknya. Magnet permanen tidak dapat diatur kekuatannya dan berangsur angsur kekuatannya akan berkurang. sedangkan electromagnet dapat diatur kekuatannya dalam batas batas tertentu. Sebagai arus penguat digunakan arus searah yang dihubungkan dengan belitan medan melalui slipring. Rangkaian ekivalen dari generator dapat ditunjukkan seperti pada gambar 1 di bawah ini

Karakteristik rangkaian terbuka


            Karakteristik Rangkaian Terbuka dari generator sinkron merupakan kurva tegangan terminal (Vo) dengan arus medan (If) pada saat generator bekerja pada kecepatan sinkron. Atau bisa diartikan karakteristik rangkaian terbuka menyatakan hubungan antara komponen dasar dari ruang fluks udara dengan arus gerak magnet pada rangkaian magnet. Karakteristik rangkaian terbuka biasa ditentukan melalui pengujian dengan cara menggerakkan secara mekanis dengan terminal-terminal gandar kumparan terbuka dan membaca teganagan terminal yang bersangkutan dengan harga-harga arus medan. Bila daya mekanik yang diperlukan untuk menggerakkan generator sinkron tersebut selama pengujian rangkaian terbuka diukur dapat diperoleh rugi-rugi putaran tanpa beban.
            Rugi-rugi tersebut terdiri atas gesekan, perlilitan dan rugi-rugi inti. Rugi-rugi gesekan dan perlilitan pada kecepatan sinkron berharga tetap. Sedangkan rugi-rugi inti rangkaian terbuka merupakan fungsi fluks, yang berbanding lurus dengan tegangan rangkaian terbuka.




Gambar 2 karaketeristik pembebanan generator

Dari gambar rangkaian ekivalen generator di atas maka

Vt=Eo - (ILZs)
Pada saat generator dijalankan tanpa beban  maka vt = Eo

 III.            ALAT DAN BAHAN
·         Satu Set modul Panel Generator  
·         Kabel Secukupnya
 IV.            GAMBAR RANGKAIAN





    V.            LANGKAH PERCOBAAN
1.      Periksa dan catatlah spesifikasi generator sinkron dan motor penggeraknya
2.      Rangkai motor DC dan generator sinkron seperti pada gambar rangkaian
3.      Jalankan motor DC, lepaskan dulu hubungan generatornya. Amati arah putarannya, kalau sudah betul motor dimatikan lagi, hubungkan dengan generator.
4.      Setelah putaran motor sudah sesuai dengan kebutuhan generator yaitu 1500RPM, dan selama percobaan putaran dijaga konstan
5.      Atur arus medan pada generator dengan cara pembebanan mulai dari 0 A sampai maksimum 3 A secara bertahap, baca tegangan medan serta tegangan output pada voltmeter dan arus medan serta arus beban pada ammeter dan masukkan pada tabel percobaan
6.      Dari harga maksimum pembebanan yang diperoleh diatas turunkan harga maksimum tersebut secara bertahap menuju nol. Lakukan pembacaan serupa seperti pada waktu arus medan dinaikkan.

7.      Setelah beban kembali nol, hentikan motor dengan cara melepaskan dari sumber tegangan DC

 VI.            DATA TABEL PERCOBAAN

No
Arus medan If (amper)
Tegangan output generator (volt)
1
0

2
0.5

3
1

4
1.5

5
2

6
2.5

7
3

8




No
Arus medan If (amper)
Tegangan output generator (volt)
1
3

2
2.5

3
2

4
1.5

5
1

6
0.5

7
0

8




VII.            KESIMPULAN

Putaran generator dibuat konstan di 1500RPM sesuai putaran nominal generator sinkron
Tegangan generator dipengaruhi oleh besarnya arus eksitasi


PRAKTIKUM GENERATOR BERBEBAN TANPA AVR

I.                    TUJUAN
Mempelajari karakteristik generator berbeban tanpa menggunakan AVR


  II.               TEORI PENUNJANG
2.1            MESIN SINKRON
   Mesin sinkron mempunyai dua kumparan yaitu kumparan jangkar (atau kumparan    daya) dan kumparan medan (untuk penguatan).
Mesin sinkron berdasarkan letak kutubnya dibedakan menjadi :
Ø  Rotor kutub menonjol atau salient pole
Ø  Rotor kutub silindris atau non salient pole
Mesin sinkron dalam prakteknya adalah yang paling banyak dipergunakan sebagai generator

Mesin sinkron sebagai generator
            Medan Magnet putar dapat dibangkitkan dengan magnit permanen atau electromagnet yang berputar, dimana electromagnet yang berputar membutuhkan slipring sebagai kontaknya. Magnet permanen tidak dapat diatur kekuatannya dan berangsur angsur kekuatannya akan berkurang. sedangkan electromagnet dapat diatur kekuatannya dalam batas batas tertentu. Sebagai arus penguat digunakan arus searah yang dihubungkan dengan belitan medan melalui slipring. Rangkaian ekivalen dari generator dapat ditunjukkan seperti pada gambar 1 di bawah ini





Karakteristik rangkaian terbuka



            Karakteristik Rangkaian Terbuka dari generator sinkron merupakan kurva tegangan terminal (Vo) dengan arus medan (If) pada saat generator bekerja pada kecepatan sinkron. Atau bisa diartikan karakteristik rangkaian terbuka menyatakan hubungan antara komponen dasar dari ruang fluks udara dengan arus gerak magnet pada rangkaian magnet. Karakteristik rangkaian terbuka biasa ditentukan melalui pengujian dengan cara menggerakkan secara mekanis dengan terminal-terminal gandar kumparan terbuka dan membaca teganagan terminal yang bersangkutan dengan harga-harga arus medan. Bila daya mekanik yang diperlukan untuk menggerakkan generator sinkron tersebut selama pengujian rangkaian terbuka diukur dapat diperoleh rugi-rugi putaran tanpa beban.
            Rugi-rugi tersebut terdiri atas gesekan, perlilitan dan rugi-rugi inti. Rugi-rugi gesekan dan perlilitan pada kecepatan sinkron berharga tetap. Sedangkan rugi-rugi inti rangkaian terbuka merupakan fungsi fluks, yang berbanding lurus dengan tegangan rangkaian terbuka.




Gambar 2 karaketeristik pembebanan generator

Dari gambar rangkaian ekivalen generator di atas maka
Vt=Eo - (IL*Zs)
Pada saat generator dijalankan tanpa dengan beban beban  maka terjadi drop tegangan yaitu vt  < Eo, drop tegangan ini akibat membesarnya arus beban IL


 III.            ALAT DAN BAHAN

·         Satu Set Panel Generator Sinkron
·         Voltmeter AC
·         Voltmeter DC
·         Ammeter DC
·         Resistor Geser
·         Beban Resistif 3 fasa
·         Kabel Secukupnya




 GAMBAR RANGKAIAN
 IV.       

    V.            LANGKAH PERCOBAAN
1.      Periksa dan catatlah spesifikasi generator sinkron dan motor penggeraknya
2.      Rangkai motor DC dan generator sinkron seperti pada gambar rangkaian
3.      Jalankan motor DC, lepaskan dulu hubungan generatornya. Amati arah putarannya, kalau sudah betul motor dimatikan lagi, hubungkan dengan generator.
4.      Setelah putaran motor sudah sesuai dengan kebutuhan generator dan selama percobaan putaran dijaga konstan
5.      Atur arus medan pada generator dengan cara pembebanan mulai dari 0 A sampai maksimum 3 A secara bertahap, baca tegangan medan serta tegangan output pada voltmeter dan arus medan serta arus beban pada ammeter dan masukkan pada tabel percobaan
6.      Pada saat tegangan generator 380Volt, nyalakan MCCB beban dan atur beban mulai posisi 0 sampai maksimum menunjukkan arus beban 3 Amp
7.      Dari harga maksimum pembebanan yang diperoleh diatas turunkan harga maksimum tersebut secara bertahap menuju nol. Lakukan pembacaan serupa seperti pada waktu arus medan dinaikkan.
8.      Setelah beban kembali nol, hentikan motor dengan cara melepaskan dari sumber tegangan DC

 VI.            DATA TABEL PERCOBAAN

Tegangan Output (V)
Tegangan Eksitasi (V)
Arus  Eksitasi (A)
Arus Beban (A)
Daya Beban (W)
















































VII.            KESIMPULAN

Putaran generator dibuat konstan di 1500RPM sesuai putaran nominal generator sinkron
Tegangan generator dipengaruhi oleh besarnya arus eksitasi
Drop tegangan generator dipengaruhi oleh pembebanan generator



PRAKTIKUM PENGONTROLAN GENERATOR DENGAN AVR
 (AUTOMATIC VOLTAGE REGULATOR)

I.                    TUJUAN
Untuk memahami cara kerja AVR untuk pengontrolan tegangan generator supaya tegangan generator tetap stabil meskipun beban berubah-ubah

  II.               TEORI PENUNJANG
2.1            MESIN SINKRON
   Mesin sinkron mempunyai dua kumparan yaitu kumparan jangkar (atau kumparan    daya) dan kumparan medan (untuk penguatan).
Mesin sinkron berdasarkan letak kutubnya dibedakan menjadi :
Ø  Rotor kutub menonjol atau salient pole
Ø  Rotor kutub silindris atau non salient pole
Mesin sinkron dalam prakteknya adalah yang paling banyak dipergunakan sebagai generator

Mesin sinkron sebagai generator
            Medan Magnet putar dapat dibangkitkan dengan magnit permanen atau electromagnet yang berputar, dimana electromagnet yang berputar membutuhkan slipring sebagai kontaknya. Magnet permanen tidak dapat diatur kekuatannya dan berangsur angsur kekuatannya akan berkurang. sedangkan electromagnet dapat diatur kekuatannya dalam batas batas tertentu. Sebagai arus penguat digunakan arus searah yang dihubungkan dengan belitan medan melalui slipring. Rangkaian ekivalen dari generator dapat ditunjukkan seperti pada gambar 1 di bawah ini





Karakteristik rangkaian terbuka



            Karakteristik Rangkaian Terbuka dari generator sinkron merupakan kurva tegangan terminal (Vo) dengan arus medan (If) pada saat generator bekerja pada kecepatan sinkron. Atau bisa diartikan karakteristik rangkaian terbuka menyatakan hubungan antara komponen dasar dari ruang fluks udara dengan arus gerak magnet pada rangkaian magnet. Karakteristik rangkaian terbuka biasa ditentukan melalui pengujian dengan cara menggerakkan secara mekanis dengan terminal-terminal gandar kumparan terbuka dan membaca teganagan terminal yang bersangkutan dengan harga-harga arus medan. Bila daya mekanik yang diperlukan untuk menggerakkan generator sinkron tersebut selama pengujian rangkaian terbuka diukur dapat diperoleh rugi-rugi putaran tanpa beban.
            Rugi-rugi tersebut terdiri atas gesekan, perlilitan dan rugi-rugi inti. Rugi-rugi gesekan dan perlilitan pada kecepatan sinkron berharga tetap. Sedangkan rugi-rugi inti rangkaian terbuka merupakan fungsi fluks, yang berbanding lurus dengan tegangan rangkaian terbuka.




Gambar 2 karaketeristik pembebanan generator

Dari gambar rangkaian ekivalen generator di atas maka

Vt=Eo - (ILZs)

Pada saat generator dijalankan tanpa beban  maka vt = Eo

2.2         AVR (Automatic Voltage Regulator)
          Prinsip kerja dari AVR adalah mengatur arus penguatan (eksitasi) pada exciter. Apabila tegangan output generator di bawah tegangan nominal tegangan generator, maka AVR akan memperbesar arus penguatan (eksitasi) pada exciter. Dan juga sebaliknya apabila tegangan output Generator melebihi tegangan nominal generator maka AVR akan mengurangi arus penguatan (eksitasi) pada exciter. Dengan demikian apabila terjadi perubahan tegangan output Generator akan dapat distabilkan oleh AVR secara otomatis dikarenakan dilengkapi dengan peralatan seperti alat yang digunakan untuk pembatasan penguat minimum ataupun maximum yang bekerja secara otomatis.
Seperti halnya prinsip kerja suatu pembangkit listrik atau Generator listrik arus bolak – balik dapat menghasilkan listrik dengan cara kerja yang sama dengan prinsip GGL.
Fungsi AVR pada Alternator atau Generator listrik AC 3 Phase yakni Sebagai alat untuk mengatur tegangan keluaran (Output Voltage) Alternator atau generator listrik, Sebagai stability dan pengatur Drop Voltage (Tegangan jatuh) untuk Generator yang dijalankan secara Paralel.



 III.            ALAT DAN BAHAN
·         Satu Set Panel Generator Sinkron
·         Voltmeter AC
·         Voltmeter DC
·         Ammeter DC
·         Resistor Geser
·         Beban Resistif 3 fasa
·         Modul AVR
·         Kabel Secukupnya

 IV.            GAMBAR RANGKAIAN


Gambar 3 Rangkaian percobaan

    V.            LANGKAH PERCOBAAN
1.      Periksa dan catatlah spesifikasi generator sinkron dan motor penggeraknya
2.      Rangkai motor DC dan generator sinkron serta AVR seperti pada gambar rangkaian
3.      Pasangkan variabel resistor seperti gambar 4 diantara J pada AVR dan J modul generator.
4.      Jalankan motor DC, lepaskan dulu hubungan generatornya. Amati arah putarannya, kalau sudah betul motor dimatikan lagi, hubungkan dengan generator.
5.      Setelah putaran motor sudah sesuai dengan kebutuhan generator dan selama percobaan putaran dijaga konstan pada 1500RPM
6.      Nyalakan AVR
7.      Amati dan catat besesaran tegangan output dan besaran lainnya sesuai tabel di bawah

Gambar 4 Variabel Resistor
8.      Hubungkan generator dengan beban resitif 3 phasa seperti pada gambar 5
9.     

Nyalakan MCCB beban dan atur beban mulai dari 0Amp sampai maksimum 3Amp, amati volt meter dan meter lainnya kemudian catatlah dalam tabel

Gambar 5 hubungkan generator dengan beban 3 phasa


 VI.            DATA TABEL PERCOBAAN

Tegangan Output (V)
Tegangan Eksitasi (V)
Arus  Eksitasi (A)
Arus Beban (A)
Daya Beban (W)















































VII.            KESIMPULAN

AVR dapat menjaga tegangan tetap stabil meskipun beban berubah-ubah



PRAKTIKUM 4 PENGONTROLAN FREKUENSI GENERATOR


          I.              Tujuan
Pengontrolan frekuensi generator melalui pengaturan kecepatan penggerak generator (prime mover)

       II.              Dasar Teori

            Sebagian besar energi listrik yang dipergunakan oleh konsumen untuk kebutuhan sehari-hari dihasilkan oleh generator sinkron phasa banyak (polyphase) yang ada di pusat pembangkit tenaga listrik. Generator sinkron yang dipergunakan ini mempunyai rating daya dari ratusan sampai ribuan mega Volt Ampere (MVA).
            Sebagai generator, beberapa mesin sinkron sering dioperasikan secara paralel, seperti di pusat-pusat pembangkit. Adapun tujuan dari paralel generator adalah menambah daya pasokan dari pembangkit yang dibebankan ke masing-masing generator yang dikirimkan ke beban.
Generator tiga phasa umum digunakan pada pembangkit dan memiliki prinsip kerja belitan berputar atau motor yang berputar pada medan magnet yang akan mengakibatkan timbulnya ggl induksi. Tegangan output dari generator sinkron adalah tegangan bolak-balik (AC).
Hubungan antara frekuensi,jumlah kutub dan kecepatan rotor adalah :
f = pn/120 dimana : f = frekuensi tegangan (Hz) p = jumlah kutub pada rotor n = kecepatan rotor (rpm)   
Pada proses pembebanan dengan bertambahnya beban pada sebuah generator maka akan terjadi penurunan frekuensi, untuk menstabilkan tegangan tersebut maka dilakukan penambahan putaran pada rotornya  
Pada generator otomatis, kecepatan putar dari rotor akan bertambah seiring dengan bertambahnya beban yang diberikan kepada generator tersebut.   
Pengaturan Frekuensi Untuk pengaturan frekuensi ditentukan dengan perhitungan
ns = 120 f / p
Dimana :
ns = kecepatan putar mesin ( rotor )
f = frekuensi generator
p = jumlah kutub
alat yang dipakai untuk menstabilkan putaran generator disebut Governor

    III.              Alat yang dibutuhkan
1.      Modul Praktikum Pengendali Motor DC untuk Synchronizing Generator di Laboratorium Teknik Sistem Tenaga.
2.      Modul Praktikum Alat pengontrol kecepatan penggerak generator
3.      Kabel secukupnya

    IV.              Prosedur dan Rangkaian Percobaan
A.    Modul Praktikum Pengendali Motor DC untuk penggerak genertor
a)      Pemasangan Alat
1.      Karena jenis motor yang digunakan untuk paralel dua generator adalah motor DC penguat terpisah maka terdapat dua sumber untuk masing-masing motor DC yaitu sumber tegangan untuk kumparan jangkar dan kumparan medan.
2.      Pastikan semua sumber tegangan belum terpasang pada jala-jala PLN.
3.      Pastikan sensor kecepatan kedua motor DC telah terpasang. Apabila belum terpasang maka pasanglah terlebih dahulu karena sensor kecepatan motor DC digunakan sebagai feedback kontroler. Motor DC akan overspeed apabila sensor kecepatan tidak terpasang. Simbol pemasangan sensor kecepatan tedapat pada sisi samping motor DC sesuaikan petunjuk yang tertera.
4.      Hubungkanlah kabel pada modul ke Panel Synchronous Generator Paralel Operation sesuai dengan label yang tertera pada masing-masing kabel.
5.      Setelah semua kabel telah terhubung, nyalakan sumber tegangan modul, sumber eksitasi generator dan sumber jala-jala PLN 220V yang terdapat pada samping meja paling belakang (MCB 10A).
6.      Sebelum menyalakan semua motor pastikan MCB untuk kumparan jangkar dan medan motor DC telah ON.
7.      Pastikan pembacaan sensor kecepatan dapat dilakukan dengan cara mengecek pada LCD TFT putar poros kedua motor seperlunya sampai perubahan speed1 dan speed2 pada LCD TFT berubah. Apabila tidak ada perubahan pada speed1 dan speed2 maka cek led sensor kecepatan, pastikan kedua led saling berhadapan (lurus).
8.      Nyalakan kedua motor DC dengan cara memilih menu otomatis pada LCD TFT à CLICK à START, dengan urutan motor DC ke 1 lalu motor DC ke 2.
9.      Apabila sudah selesai, matikan kedua motor DC dengan urutan motor DC ke 2 lalu motor DC ke 1.
10.  Matikan sumber jala-jala PLN 220V yang terdapat pada samping meja paling belakang (MCB 10A).
11.  Matikan sumber eksitasi generator.
12.  Matikan sumber modul.

    V.           
Rangkaian Percobaan



Gambar 1 Rangkaian percobaan



VI.             Data Hasil Percobaan

Tegangan Output (V)
Tegangan Eksitasi (V)
Putaran Generator (RPM)
Frekuensi Generator (Hz)
Arus Beban  (A)




0




0.5




1




1.5




2




2.5




3













       I.            KESIMPULAN

Frekuensi generator tergantung dari kecepatan generator
Pada saat beban dinaikkan maka frekuensi generator akan turun
Untuk mestabilkan frekuensi generator maka diperlukan governor atau alat penstabil putaran moto penggerak generator



PRAKTIKUM

PARALEL GENERATOR / SINKRON MANUAL

1. TUJUAN

Agar mahasiswa mengerti metode kerja paralel dari generator sinkron untuk peningkatan suplai daya dan kontinuitas suplai daya ke beban

2. DASAR TEORI
Sebagian besar energi listrik yang dipergunakan oleh konsumen untuk kebutuhan sehari-hari dihasilkan oleh generator sinkron phasa banyak (polyphase) yang ada di pusat pembangkit tenaga listrik. Generator sinkron yang dipergunakan ini mempunyai rating daya dari ratusan sampai ribuan mega Volt Ampere (MVA).
          Sebagai generator, beberapa mesin sinkron sering dioperasikan secara paralel, seperti di pusat-pusat pembangkit. Adapun tujuan dari paralel generator adalah menambah daya pasokan dari pembangkit yang dibebankan ke masing-masing generator yang dikirimkan ke beban.
Generator tiga phasa umum digunakan pada pembangkit dan memiliki prinsip kerja belitan berputar atau motor yang berputar pada medan magnet yang akan mengakibatkan timbulnya ggl induksi. Tegangan output dari generator sinkron adalah tegangan bolak-balik (AC).
Bila suatu generator mendapat pembebanan lebih dari kapasitasnya bisa mengakibatkan generator tidak bekerja atau rusak. Untuk mengatasi beban yang terus meningkat tersebut bisa diatasi dengan menjalankan generator lain yang kemudian dioperasikan secara paralel dengan generator yang telah bekerja sebelumnya.
Keuntungan lain, bila salah satu generator tiba-tiba mengalami gangguan, generator tersebut dapat dihentikan serta beban dialihkan pada generator lain, sehingga pemutusan listrik secara total bisa dihindari.
          Paralel generator adalah penggunaan dua atau lebih generator secara bersamaan yang dihubungkan secara paralel. Paralel generator ini bertujuan untuk:
1)      Untuk memperbesar kapasitas daya yang dihasilkan
2)      Menjaga kontinuitas pelayanan energi listrik apabila ada salah satu mesin yang harus dihentikan baik untuk istirahat maupun untuk diperbaiki.
3)      Untuk effisiensi bahan bakar

          Syarat-syarat yang harus dipenuhi untuk memparalel dua buah generator atau lebih ialah:
1)      Tegangan harus sama
2)      Frekuensi harus sama
3)      Urutan fasa atau bentuk gelombangnya harus sama

          Untuk kondisi yang terakhir merupakan konstanta yang berkaitan dengan rancang bangun dan operasinya tidak dapat dikontrol. Sedang tiga kondisi lainnya harus dikontrol agar tegangan frekuensi dan sudut fasanya sama sebelum dihubungkan. Proses ini disebut sebagai menyinkronkan.

1)      Tegangan harus sama
          Antara tegangan generator (yang akan dipararel) dengan tegangan sistem jaringan harus sama besarnya (nilainya). Untuk menyamakan, maka tegangan generator harus diatur, yaitu dengan mengatur arus eksitasinya.

         
          Apabila tegangan generator lebih tinggi dari tegangan sistem, maka mesin (generator) akan mengalami sentakan beban M Var lagging (induktif); artinya generator mengirim daya reaktif ke sistem. Sebaliknya bila tegangan generator lebih rendah dari pada tegangan sistem, mesin akan mengalami sentakan beban M Var Leading (kapasitif), artinya generator menyerap daya reaktif dari sistem.

2)      Frekuensi harus sama
          Frekuensi generator dan frekuensi sistem harus sama (match). Untuk menyamakan, maka putaran generator harus diatur, yaitu dengan cara mengatur katup governor (aliran uap masuk turbin). Jika frekuensi generator lebih tinggi dari pada frekuensi sistem, sistem akan mengalami sentakan beban MW dari mesin, artinya mesin membangkitkan MW. Sebaliknya jika generator frekuensinya lebih rendah dari pada sistem, mesin akan mengalami sentakan MW dari sistem, artinya mesin menjadi motor (motorig).

         
          Dua Frekuensi meter yang saling berhaapan digunakan untuk membaca frekuensi generator sebelum dilakukan kerja pararel generator.
3)      Synchronouscope
          Pada pusat-pusat pembangkit tenaga listrik, untuk indikator paralel generator banyak yang menggunakan alat Synchroscope. Penggunaan alat ini dilengkapi dengan Voltmeter untuk memonitor kesamaan tegangan dan Frekuensi meter untuk kesamaan frekuensi. Ketepatan sudut fasa dapat dilihat dari synchroscope. Bila jarum penunjuk berputar berlawanan arah jarum jam, berarti frekuensi generator lebih rendah dan bila searah jarum jam berarti frekuensi generator lebih tinggi. Pada saat jarum telah diam dan menunjuk pada kedudukan vertikal, berarti beda fasa generator dan jala-jala telah 0 (Nol) dan selisih frekuensi telah 0 (Nol), maka pada kondisi ini saklar dimasukkan (ON).


         
          Alat synchroscope tidak bisa menunjukkan urutan fasa jala-jala, sehingga untuk memparalelkan perlu dipakai indikator urutan fasa jala-jala. Paralel generator secara otomatis biasanya menggunakan alat yang secara otomatis memonitor perbedaan fasa, tegangan, frekuensi, dan urutan fasa. Apabila semua kondisi telah tercapai alat memberi suatu sinyal bahwa saklar untuk paralel dapat dimasukkan.
          Dari syarat-syarat diatas terdapat 3 syarat utama dalam kerja pararel generator yaitu tegangan, frekuensi dan sudut beda phase. Ketiga syarat tersebut harus sesuai, tetapi dalam kenyataannya sangat sulit untuk mendapatkan nilai yang sama dari ketiga parameter tersebut. Pada Standart IEEE memberikan toleransi terhadap ketiga parameter tersebut yaitu batas dari kedua generator yang akan dipararel adalah sebesar:
1)      Sudut Beda phase ± 10 derajat.
2)      Tegangan 0 sampai +5 persen.
3)      Slip ± 0,067 Hz.

          Pada standart yang lain seperti NEMA hanya nilai tegangan saja yang diberikan toleransi yaitu sebesar 5%. Di Indonesia nilai startdart yang diperbolehkan hampir sama, hanya toleransi frekuensi yang berbeda yaitu sebesar 0.2 Hz.

          Metoda sederhana yang dipergunakan untuk mensikronkan dua generator atau lebih adalah dengan mempergunakan sinkroskop lampu. Yang harus diperhatikan dalam metoda sederhana ini adalah lampu – lampu indikator harus sanggup menahan dua kali tegangan antar phasa.

1)      Sinkronoskop Lampu Gelap
          Jenis sinkronoskop lampu gelap pada prinsipnya menghubungkan antara ketiga phasa, yaitu U dengan U, V dengan V dan W dengan W. Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada Gambar 4.



          Pada hubungan ini jika tegangan antar phasa adalah sama maka ketiga lampu akan gelap yang disebabkan oleh beda tegangan yang ada adalah nol. Demikian juga sebaliknya, jika lampu menyala maka diantara phasa terdapat beda tegangan. Ini dapat dijelaskan pada Gambar 5.



          Ketiga lampu dihubungkan pada phase-phase yang sama. Lampu L1 dihubungkan pada phase R1 dan phase R2; lampu L2 dihubungkan pada phase S1 dan phase S2; sedangkan lampu L3 dihubungkan pada phase T1 dan phase T2.
          Cara kerjanya sama dengan metode gelap-terang. Apabila rangkaian paralel itu benar (urutan fasa sama) ketiga lampu akan menyala-mati-menyala secara bersamaan dengan tempo yang lambat. Untuk mengetahui fasa kedua tegangan sama, saklar ditutup. Apabila fasa ke dua tegangan sama, maka ketiga lampu akan mati

2)      Sinkronoskop Lampu Terang
          Jenis sinkronoskop lampu terang pada prinsipnya menghubungkan antara ketiga phasa, yaitu U dengan V, V dengan W dan W dengan U. Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada Gambar 7.



          Sinkronoskop jenis ini merupakan kebalikan dari sinkronoskop lampu gelap. Jika antara phasa terdapat beda tegangan maka ketiga lampu akan menyala sama terang dan generator siap untuk diparalel. Kelemahan dari sinkronoskop ini adalah kita tidak mengetahui seberapa terang lampu tersebut sampai generator siap diparalel. Ini dapat dijelaskan dengan Gambar 8.

          Misalkan generator G2 akan diparalel dengan generator yang telah dioperasikan sebelumnya yaitu generator G1. Mula-mula G2 diputar dengan penggerak mula mendekati putaran sinkronnya, lalu penguatan If diatur hingga tegangannya sama dengan tegangan G1.

          Untuk mendekati frekuensi dan urutan fasa kedua tegangan digunakan alat pendeteksi berupa lampu sinkronoskop hubungan gelap-terang. Pada metode ini, rangkaian disusun seperti diatas lampu sinkronoskop dapat nyala-mati dikarenakan bahwa dikarenakan ada lampu yang tidak dihubungkan dengan fase yang sama sehingga dua lampu akan terang dan yang lainnya akan gelap. Pada gambar tersebut tampak bahwa ketiga lampu dihubungkan pada phase-phase yang telah ditentukan. Lampu L1 dihubungkan pada phase R1 dan phase R2; lampu L2 dihubungkan pada phase S1 dan phase T2; sedangkan lampu L3 dihubungkan pada phase T1 dan phase S2. Jika rangkaian untuk paralel itu benar (urutan fasa sama), lampu L1, L2 dan L3 akan hidup mati secara bergantian dengan sangat lambat. Untuk mengetahui bahwa fasa kedua tegangan sama, saklar ditutup. Apabila fasa kedua tegangan sama maka L1 akan mati, sedangkan L2 dan L3 akan menyala.

3)      Sinkronoskop Lampu Terang Gelap
          Sinkronoskop jenis ini dapat dikatakan merupakan perpaduan antara sinkronoskop lampu gelap dan terang. Prinsip dari sinkronoskop ini adalah dengan menghubungkan satu phasa sama dan dua phasa yang berlainan, yaitu phasa U dengan phasa U, phasa V dengan phasa W dan asa W dengan phasa V. Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada Gambar 10.

          Pada sinkronoskop ini generator siap diparalel, jika satu lampu gelap dan dua lampu lainnya terang.

Kelebihan:
1)      Mendapatkan daya yang lebih besar. (Daya dari generator 1 ditambah generator 2)
2)      Effisensi bahan bakar (Pada saat daya yang dibutuhkan sedikit, salah satu generator bisa di stand by)
3)      Menjaga kontinuitas pelayanan energi listrik apabila salah satu generator akan diistirahatkan atau diperbaiki
4)      Maintenanance lebih murah
5)      Menghemat biaya pemakaian operasional dan menghemat biaya pembelian (Tidak perlu memakai generator dengan daya yang besar)

Kekurangan:
1)      Panel untuk menyinkronkan kedua atau lebih generator itu mahal
2)      Sulit dalam pemeliharaannya (maintenance rutin)
3)      Harus dalam keadaan sinkron setiap saat
4)      Membutuhkan ruang yang cukup besar (dikarenakan generator lebih dari 1)
5)      Jika salah satu generator mati, maka total kebutuhan daya tidak bisa terpenuhi secara maksimal


3. ALAT YANG DIBUTUHKAN

a.  Generator Sinkron
2
b. Motor DC
2
c.  Modul Sinkronisasi Generator
1
d. Kabel Penghubung
secukupnya

 4.RANGKAIAN PERCOBAAN 



5. 
LANGKAH-LANGKAH PERCOBAAN

  1. Periksa dan catatlah spesifikasi dari motor penggerak dan generatornya.
2.      Buat rangkaian seperti gambar di atas
  1. Sambungkan output generator 1 pada kontaktor 1
  2. Sambungkan output generator 1 pada kontaktor 1
  3. Sambungkan output dari kontaktor 1 dan 2 dihubungkan dengan beban lampu 3 phasa
  4. Hubungkan coil dari kontaktor 1 dan kontaktor 2 untuk on/off dari masing-masing kontaktor dengan menggunakan push botton on off
  5. Nyalakan generator 1 dan atur tegangan output 380 volt dan frekuensi 50Hz kemudian tekan switch ON pada MCCB output generator 1 dan tombol push botton On untuk menyalakan kontaktor 1
  6. Nyalakan generator 2 dan atur tegangan output 380 volt dan frekuensi 50Hz kemudian tekan switch ON pada MCCB output generator 2.
  7. Tekan push button ON G1 untuk menyalakan lampu dengan supply generator 1. Gunakan power meter untuk melihat perbedaan fasa kedua generator dengan meletakkan salah satu probe power meter pada output generator 1 pada fasa S dan letakkan satu probe lainnya pada output generator 2 fasa S.
  8. Ketika nilai tegangan pada power meter kurang dari 1 volt generator 2 siap untuk disinkronkan dengan generator 1.Tekan push button On G2, dan jika kontaktor generator 2 menyalakan MCB tidak trip maka sinkronisasi telah berhasil dilakukan.
11.  Jika MCB trip, tekan switch OFF pada output generator 1 dan output generator 2, kemudian ON kan MCB Lakukam langkah 3a hingga 3d jika sinkronisasi belum berhasil dilakukan.
12.  Untuk menghentikan sinkronisasi mode manual tekan push button OFF yang terdapat pada modul.








6. TABEL PERCOBAAN

Generator 1

Generator 2
Tegangan =

Tegangan =



Frekuensi =

Frekuensi =




Beda Fasa kedua generator =








7. KESIMPULAN
paralel generator digunakan unuk memperbesar kapasitas supali daya dan kontinuitas supali daya
syarat paralel generator adalah urutan fasa sama, tegangan sama, frekuensi sama, beda fasa sama


PRAKTIKUM PARALEL GENERATOR / SINKRON OTOMATIS

1. TUJUAN
Mengerti metode kerja paralel dari generator sinkron untuk peningkatan daya dan kontinuitas sistem dalam penyaluran ke beban

2. DASAR TEORI
Untuk melayani kebutuhan listrik yang terus bertambah atau menjaga kontinuitas pelayanan bila salah satu sumber listrik generator mati perlu diadakan paralel generator. Untuk memberi gambaran tentang bentuk dasar cra kerja paralel generator sinkron dalam skala sederhana dengan melihat gambar 1, suatu sistem dasar yang terdiri atas dua buah generator tiga phasa yang sepadan G1 dan G2 dengan penggerak mula masing-masing PM1 dan PM2 mencatu daya pada beban L. Misalnya generator G1 mencatu beban pada tegangan dan frekuensi yang diijinkan dan generator G2 terputud. Generator G2 dapat diperoleh dengan G1 dengan penggeraknya pada kecepatan serempak dan mengatir penelaran medannya sehingga tegangan terminalnya sama deng yang berasal dari bus. Bila frekuesni dari mesin yang dihubungkan tidak tepat sama dengan yang berasal dari bus, maka hubungan phasa antara tegangan dan tegangan yang berasal dari bus akan berubah selaras dengan perbedaan antara frekuensi dari kedua tegangan besarnya mungkin kurang dari satu putaran tiap detik. Penyambungan switch S2 harus tertutup pada saat kedua tegangan sephasa dan tegangan pada penyambungan besarnya nol. Suatu alat untuk menunjukkan saat sama disebut sinkroskop.




Gambar 1. Dua Generator yang Diparalel


Syarat syarat dasar dari parallel generator adalah sebagai berikut :
1.  Mempunyai tegangan kerja yang sama
2.  Mempunyai urutan phase yang sama
3.  Mempunyai frekuensi kerja yang sama
4.  Mempunyai sudut phase yang sama
Load Sharing merupakan istilah ketika beberapa generator yang beroperasi paralel menyuplai suatu beban dengan pembagian daya yang disuplay oleh beberapa generator yang beroperasi paralel tersebut dibagi secara proporsional baik daya reaktif (KVAR) maaupun daya aktif (KW).Load Sharing sangat penting untuk mencegah terjadinya overload pada sebuah generator, menjaga kestabilan jaringan dan kontinuitas suplay daya listrik kebeban. Seperti yang dijelaskan pada defenisi Load Sharing, Load Sharing atau berbagi beban dapat dibagi menjadi dua , yaitu :

·      ACTIVE POWER (KW) LOAD SHARING - Load Sharing pada Daya Aktif (KW)

·      REACTIVE POWER (KVAR) LOAD SHARING - Load Sharing pada Daya Reaktif (KVAR)

ACTIVE POWER (KW) LOAD SHARING

Ketika beberapa generator beroperasi secara paralel untuk menyuplai suatu beban, pengaturan governor pada masing – masing generator sangat menentukan proporsi besarnya daya aktif (KW) yang yang harus disuplai oleh masing – masing generator untuk menyuplai beban total yang dibutuhkan oleh suatu sistem. Pada generator yang menggunakan mesin diesel sebagai penggeraknya, load sharing daya aktif dilakukan dengan mengatur governor sehingga menambah atau mengurangi aliran bahan bakar untuk suplai engine tersebut. Ketika aliran bahan bakar ke mesin diesel salah satu generator ditambah, hal ini tidak akan menyebabkan naiknya kecepatan putaran generator dan meningkatnya nilai frekuensi seperti ketika sebuah generator dioperasikan sendiri (tidak paralel). Akan tetapi hanya meningkatkan besarnya porsi daya yang akan disuplai oleh generator tersebut. Pada kondisi paralel, kenaikan porsi daya salah satu generator harus diimbangi dengan penurunan porsi daya yang akan disuplai oleh generator yang lain sehingga total daya yang disuplai oleh seluruh generator tetap sama dengan jumlah daya yang dibutuhkan oleh sistem (beban). Begitupula sebaliknya, Ketika aliran bahan bakar ke mesin diesel salah satu generator dikurangi, hal ini tidak akan menyebabkan turunnya kecepatan putaran generator dan menurunnya nilai frekuensi seperti ketika sebuah generator dioperasikan sendiri (tidak parallel). Akan tetapi hanya menurunkan besarnya porsi daya yang akan disuplai oleh generator tersebut. Pada kondisi paralel ini , penurunan porsi daya aktif ( KW ) salah satu generator harus diimbangi dengan kenaikkan porsi daya aktif ( KW ) yang akan disuplai oleh generator yang lain sehingga total daya aktif ( KW ) yang disuplai oleh seluruh generator sama dengan jumlah daya aktif ( KW ) yang dibutuhkan oleh sistim (beban). Seperti ilustrasi dibawah ini :
Kondis awal, dimana masing - masing generator menyulai beban 10 kW sehingga tiap tiap generator menyupali dengan daya yang sama.




Dari kondisi pada gambar diatas, karena sesuatu hal maka terjadi konsisi dimana dua generator yang diparalel menyuplai beban 10 MW, dengan load sharing sebesar 30 : 70, yang berarti salah satu generator hanya menyuplai sebesar 3 MW, dan generator satunya lagi sebesar 70 MW












Pada ulasan diatas, yang dicontohkan adalah generator dengan penggeraknya adalah mesin diesel. Untuk penggerak utamanya lainnya, seperti PLTA ataupun PLTU dengan steam, yang diatur tetaplah governor sehingga debit air yang masuk untuk PLTA atau flow steam untuk PLTU dapat dinaikkan atau diturunkan. Begitu juga dengan pembangkit yang lain. Sistem kontrol pengaturan beban harus dapat memantau dan mengendalikan suplai daya masing – masing generator sehingga beban total kW sebanding dengan rating relatif dari setiap generator yang bekerja paralel tersebut.

REACTIVE POWER (KVAR) LOAD SHARING

Jika untuk load sharing daya aktif yang diatur adalah governor setiap generator untuk proporsi daya aktif yang disuplai, maka untuk load sharing daya reaktif yang diatur adalah sistim eksitasi pada tiap – tiap generator untuk proporsi daya reaktif yang disuplai. Ketika medan eksitasi salah satu generator dinaikkan sehingga menjadi over eksitasi, hal ini tidak akan menimbulkan kenaikan tegangan seperti halnya generator beriperasi sendiri, akan tetapi akan menimbulkan kenaikan pada besarnya daya reaktif (KVAR) yang disuplai oleh generator tersebut. Sehingga menurunkan faktor daya dari generator. Dan sebaliknya, bila medan eksitasinya diturunkan, juga tidak akan menimbulkan under eksitasi seperti halnya generator tersebut beroperasi sendiri, akan tetapi akan menurunkan suplai daya reaktif ( KVAR ) dari generator itu sendiri. Sehingga menaikkan faktor daya dari generator. Pada kondisi paralel ini , penurunan porsi daya reaktif ( KVAR ) salah satu generator harus diimbangi dengan kenaikkan porsi daya reaktif ( KVAR ) yang akan disuplai oleh generator yang lain sehingga total daya reaktif ( KVAR ) yang disuplai oleh seluruh generator sama dengan jumlah daya ( KVAR ) yang dibutuhkan oleh sistim (beban).

3. ALAT YANG DIBUTUHKAN

a.  Generator Sinkron
2
b. Motor DC
2
c.  Modul Sinkronisasi Generator
1
d. Kabel Penghubung
secukupnya

4.  RANGKAIAN PERCOBAAN






















5.  LANGKAH-LANGKAH PERCOBAAN

1.      Periksa dan catatlah spesifikasi dari motor penggerak dan generatornya.
2.      Buat rangkaian seperti gambar di atas
4.      Sambungkan output generator 1 pada kontaktor 1
5.      Sambungkan output generator 1 pada kontaktor 1
6.      Sambungkan output dari kontaktor 1 dan 2 dihubungkan dengan beban lampu 3 phasa
7.      Hubungkan coil dari kontaktor 1 dan kontaktor 2 untuk on/off dari masing-masing kontaktor dengan menggunakan push botton on off
8.      Nyalakan generator 1 dan atur tegangan output 380 volt dan frekuensi 50Hz kemudian tekan switch ON pada MCCB output generator 1 dan tombol push botton On untuk menyalakan kontaktor 1
9.      Nyalakan generator 2 dan atur tegangan output 380 volt dan frekuensi 50Hz kemudian tekan switch ON pada MCCB output generator 2.
Tekan push button ON G1 untuk menyalakan lampu dengan supply generator 1. Gunakan power meter untuk melihat perbedaan fasa kedua generator dengan meletakkan salah satu probe power meter pada output generator 1 pada fasa S dan letakkan satu probe lainnya pada output generator 2 fasa S. Ketika nilai tegangan pada power meter kurang dari 1 volt generator 2 siap untuk disinkronkan dengan generator 1.Tekan push button On G2, dan jika kontaktor generator 2 menyalakan MCB tidak trip maka sinkronisasi telah berhasil dilakukan. Jika MCB trip, tekan switch OFF pada output generator 1 dan output generator 2, kemudian ON kan MCB Lakukam langkah 3a hingga 3d jika sinkronisasi belum berhasil dilakukan. Untuk menghentikan sinkronisasi mode manual tekan push button OFF yang terdapat pada modul.
8.      Jika dipilih mode otomatis berikut adalah petunjuk penggunaan mode otomatis:
a.       Nyalakan generator 1 dan atur tegangan output 380volt dan frekuensi 50Hz kemudian tekan switch ON pada output generator 1 maka kontaktor 1 untuk supply lampu secara otomatis akan ON.
b.      Nyalakan generator 2 dan atur tegangan output 380 volt dan frekuensi 50Hz kemudian tekan switch ON pada output generator 2.

c.       Jika kedua generator mencapai parameter yang sama, tegangan 380 volt frekuensi 50Hz dan beda fasa kedua generator 0, maka sinkronisasi secara otomatis berhasil. Jika parameter terjadi perubahan, secara otomatis sinkronisasi akan OFF.
9.      Catatlah hasil tegangan, frekuensi dan beda fasa ketika kedua generator telah sinkron.
10.  Untuk mematikan modul tekan tombol switch OFF pada kedua output generator, kemudian tekan switch OFF pada modul.

6. TABEL PERCOBAAN

Generator 1

Generator 2
Tegangan =

Tegangan =



Frekuensi =

Frekuensi =




Beda Fasa kedua generator =




7. KESIMPULAN
paralel generator digunakan unuk memperbesar kapasitas supali daya dan kontinuitas supali daya
syarat paralel generator adalah urutan fasa sama, tegangan sama, frekuensi sama, beda fasa sama
paralel dapat bekerja secara otomatis melalui modul sinkron otomatis

PRAKTIKUM
 PENGOPERASIAN KUBIKEL KUBIKEL 20KV

I. TUJUAN

Agar mahasiswa mengerti cara mengoperasikan kubikel 20kV yang terhubung ke sumber tegangan dan trafo serta beban beban

II.  DASAR TEORI
KUBIKEL 20KV
1. Pengertian Kubikel 20kV
Kubikel adalah suatu perlengkapan atau peralatan listrik yang berfungsi sebagai pengendali,
penghubung/pemutus dan pelindung serta membagi tenaga listrik dari sumber tenaga listrik Grid 20kV ke sisi primer trafo  

 
2 Fungsi Kubikel :
Sebagai penghubung antara Grid 20kV dengan trafo distribusi yng terhubung ke beban, digunakan di Indusri, perkantoran, bengkel maupun beban-beban lainnya



3. Pemisah (PMS) atau Modul IM

Adalah berupa Disconnecting switch (DS) atau Pemisah (PMS) adalah peralatan pada sistem tenaga listrik yang berfungsi sebagai saklar pemisah yang dapat memutus dan menyambung rangkaian dalam keadaan tidak berbeban, biasa dipakai ketika dilakukan perawatan atau perbaikan. PMS terletak di antara sumber tenaga listrik (grid 20kV) dan PMT (Modul DM 1A).
di mana,
SP = Saklar Pemutus
PD = Pemutus Daya
SB = Saklar Bumi
Mekanisme interlocking tersebut adalah :
1. PMS tidak dapat ditutup ketika PMT dalam posisi tertutup.
2. Saklar pembumian (Earthing Switch) dapat ditutup hanya ketika PMS dalam keadaan terbuka.
3. PMS dapat ditutup hanya ketika PMT dan ES terbuka.
4. PMT dapat ditutup hanya ketika PMS dalam kondisi telah terbuka atau telah tertutup.



4. Peralatan Pengaman
4.1 Sekering
Pada kubikel terdapat suatu sekering tegangan menengah yang sering disebut sebagai solefuse.
Rating tegangannya bisa mencapai 34 kV, dan mampu bekerja pada arus 31.5 kA. Solefuse ini digunakan untuk melindungi trafo tegangan (PT) dari gangguan hubung singkat. Sole fuse yang digunakan adalah dengan kapasitas 1 Amp

Gambar 3. Solefuse dalam melindungi trafo tegangan

5. Peralatan di dalam Kubikel
5.1 Busbar
Busbar digunakan untuk mengumpulkan tenaga listrik dengan tegangan 20 kV serta membaginya ke tempat-tempat yang diperlukan.

Gambar 4. Busbar

6. Pemutus Daya DM 1A

Pemutus tenaga (PMT) atau DM 1A adalah saklar bertekanan yang digunakan untuk menghubungkan atau  memutuskan arus/daya listrik sesuai ratingnya. Pada saat terjadi pemutusan maka akan terjadi busur api. Pemadam busur api listrik pada waktu pemutusan dapat dilakukan oleh beberapa macam bahan seperti minyak, udara atau gas.
Berikut macam PMT :
6.1. SF6 CB (Sulfur Hexafluoride Circuit Breaker)
SF6
Sifat gas SF6 murni adalah tidak berwarna, tidak berbau, tidak beracun dan tidak mudah terbakar. Pada suhu diatas 150º C, gas SF6 mempunyai sifat tidak merusak metal, plastic serta memiliki  kekuatan dielektrik yang tinggi (2,35 kali udara) dan kekuatan dielektrik ini bertambah dengan
pertambahan tekanan. Prinsip pemadaman busur apinya adalah Gas SF6 ditiupkan sepanjang busur api, gas ini akan mengambil panas dari busur api tersebut dan akhirnya padam. Rating

tegangan CB adalah antara .




CARA MENGOPERASIKAN KUBIKEL 20KV
Cara mengoperasikan kubikel 20kV adalah seperti urutan sebagai berikut;
Gambar 5. Tombol On/Off, Keyswitch dan pilot lamp untuk pemgoperasian Kubikel 20kV
1.      Posisikan modul IM pada posisi ON melalui handel switch pada modul IM tidak terhubung ke ES)
2.      Posisikan keyswitch pada posisi “local”
3.      Masukkan FCO yang terdapat di tiang TM dan pastikan FCO benar-benar masuk dalam kondisi sempurna
4.      Cek indikator pilot lamp, seharusnya lampu indikator open warna hijau menyala (indikator “open”)
5.      Cek besarnya tegangan TM pada pembacaan power meter  yang terdapat di panel kubikel. Penunjukan meter harus menunjukkan 20.000V disetiap fasanya.
6.      Bila tegangan sudah normal maka tekan tombol push botton warna hijau “close” dan lampu indikator akan berubah nyala menjadi nyala warna merah (“close”)
7.      Amati sesaat. Bila dirasa ada kelainan atau gangguan pada trafo maupun jaringan listrik maka segera tekan tombol push botton warna merah “open”. Sehingga kubikel off dan PLTS terpisah dari jaringan atau grid 20kV

PEMELIHARAAN KUBIKEL 20KV
1 Pengertian Pemeliharaan
Pemeliharaan merupakan upaya untuk mempertahankan atau mengembalikan pada tingkat prestasi awal dan dapat beroperasi dengan keandalan yang tinggi sehingga kontinuitas pelayanan listrik akan tercapai. Apabila pemeliharaan tidak dilaksanakan kemudian peralatan menjadi rusak atau terjadi  gangguan maka dapat menimbulkan kerugian yang cukup besar.

2 Tujuan Pemeliharaan
Tujuan pemeliharaannya adalah untuk mempertahankan kondisi atau menjaga agar peralatan menjadi tahan lama dan meyakinkan bahwa peralatan dapat berfungsi sebagaimana mestinya sehingga dapat dicegah terjadinya gangguan yang dapat menyebabkan kerusakan.

3 Jenis-jenis pemeliharaan
a. Pemeliharaan preventive : Pemeliharaan yang dilaksanakan untuk mencegah terjadinya kerusakan
b. Pemeliharaan Prediktif : Dilakukan dengan cara memprediksi kondisi peralatan listrik 
c. Pemeliharaan korektif :Pemeliharaan yang dilakukan secara terencana ketika peralatn listrik mengalami kelainan
d. Pemeliharaan darurat : Pemeliharaan yang dilakukan setelah terjadi kerusakan mendadak
Apabila pemeliharaan tidak dilaksanakan kemudian peralatan menjadi rusak atau terjadi gangguan Misalnya busbar akan berkarat, atau solefuse akan terbakar tanpa diketahui.


Gambar 5 Contoh Busbar yang berkarat


          I.              Alat yang dibutuhkan
1.      Modul Praktikum paralel generator.
2.      Kubikel 20kV
3.      Trafo 3 phasa hubungan Delta / Bintang sebagai trafo distribusi
4.      Beban lampu pijar yang dihubungkan bintang
5.      Kabel secukupnya









D.    RANGKAIAN PERCOBAAN













4.  LANGKAH-LANGKAH PERCOBAAN

1.      Periksa dan catatlah spesifikasi dari motor penggerak dan generatornya dan ukur tahanan isolasi dari peralatan kubikel yang mau dioperasikan
2.      Buat rangkaian seperti gambar di atas
3.      Pasanglah output generator 1 pada terminal input generator 1 yang terdapat pada modul.
4.      Pasanglah output generator 2 pada terminal input generator 2 yang terdapat pada modul.
5.      Kemudian sambungkan output dari paralel generator ke input dari kubikel 20kV
6.      Sambungkan output kubikel 20kV ke input trafo D/Y sisi 380V
7.      Samungkan outpun trafo sisi Y dengan beban lampu yang terhubung bintang

8.      Memasukan steaker yang terdapat pada modul ke jala-jala PLN 220 Volt kemudian tekan switch ON utuk menyalakan modul
9.      Terdapat dua mode pada modul yaitu mode otomatis dan mode manual. Untuk menjalankan mode manual terlebih dahulu arahkan toggle yang terdapat di modul pada mode manual. Untuk menjalankan mode otomatis terlebih dahulu arahkan toggle yang terdapat di modul pada mode otomatis.
10.  Jika dipilih mode manual berikut adalah petunjuk penggunaan mode manual:
a.       Nyalakan generator 1 dan atur tegangan output 380 volt dan frekuensi 50Hz kemuadian tekan switch ON pada output generator 1.
b.      Nyalakan generator 2 dan atur tegangan output 380 volt dan frekuensi 50Hz kemuadian tekan switch ON pada output generator 2.
c.       Tekan push button ON G1 untuk menyalakan lampu dengan supply generator 1. Gunakan power meter untuk melihat perbedaan fasa kedua generator dengan meletakkan salah satu probe power meter pada output
generator 1 pada fasa S dan letakkan satu probe lainnya pada output generator 2 fasa S.
d.      Ketika nilai tegangan pada power meter kurang dari 1 volt generator 2 siap untuk disinkronkan dengan generator 1.Tekan push button On G2, dan jika kontaktor generator 2 menyalakan MCB tidak trip maka sinkronisasi telah berhasil dilakukan.
e.       Jika MCB trip, tekan switch OFF pada output generator 1 dan output generator 2, kemudian ON kan MCB Lakukan langkah 3a hingga 3d jika sinkronisasi belum berhasil dilakukan.
f.       Untuk menghentikan sinkronisasi mode manual tekan push button OFF yang terdapat pada modul.
8.      Jika dipilih mode otomatis berikut adalah petunjuk penggunaan mode otomatis:
a.       Nyalakan generator 1 dan atur tegangan output 380volt dan frekuensi 50Hz kemudian tekan switch ON pada output generator 1 maka kontaktor 1 untuk supply lampu secara otomatis akan ON.
b.      Nyalakan generator 2 dan atur tegangan output 380 volt dan frekuensi 50Hz kemudian tekan switch ON pada output generator 2.
c.       Jika kedua generator mencapai parameter yang sama, tegangan 380 volt frekuensi 50Hz dan beda fasa kedua generator 0, maka sinkronisasi secara otomatis berhasil. Jika parameter terjadi perubahan, secara otomatis sinkronisasi akan OFF.
9.      Catatlah hasil tegangan, frekuensi dan beda fasa ketika kedua generator telah sinkron.
10.  Nyalakan kubikel 20kV dengan cara memompa spring charge dan kemudian menombol ON kubikel 20kV
11.  Amati dan ukur tegangan pada generator, tegangan pada input trafo dan tegangan pada output trafo
12.  Untuk mematikan modul tekan tombol switch OFF pada kedua output generator, kemudian tekan switch OFF pada modul.

6. TABEL PERCOBAAN

Tahanan Isolasi

Hasil pengukuran tahanan isolasi nilainya harus >> 20 MW
Titik Ukur
(M
W
Phasa R
Phasa S
Phasa T
Hasil Ukur
Hasil Ukur
Hasil Ukur
a. Primer-Ground
b. Primer-Sekunder 1
c. Primer-Sekunder 2
d. Sekunder 1 -Arde
e. Sekunder 2- Arde
f. Sekunder1 -Sekunder
2






















Pengukuran Tahanan Isolasi

Hasil pengukuran tahanan isolasi nilainya harus >> 20 MW

Titik Ukur
(M
W
Phasa R
Phasa S
Phasa T
Hasil Ukur
Hasil Ukur
Hasil Ukur
a. Atas- Bawah PMT OFF
b. Atas-Bawah PMT OFF
c. Bawah-Ground PMT OFF
d. Phasa-Ground PMT ON





















Tegangan Output  generator (V)
Tegangan input kubikel 20kV (V)
Tegangan input trafo (RPM)
Tegangan output trafo (Hz)
Daya beban











 

No comments:

Post a Comment

Pages